Perjalanan gue di Pahawang Island

Pahawang Island. salah satu pulau yang ada didaerah Lampung, Private island.. Pulau Asri ini sangat recomended untuk kalian yang mau Liburan gak Jauh dari Jakarta

THAILAND Time

Sedikit cerita pengalaman gue dinegri Gajah Putih..

Lanzhou and Malaysia

Dalam waktu 1 bulan traveling di 2 negara.. luar biasa capekk, but realy fun.. check this out.

Republik JoMes

JoMes ?? What is it?? this is us.. what?? check it..

Rabu, 09 September 2015

Kebahagiaan.. Titik Nol sebuah perjalanan hidup...

Kebahagiaan, Titik Nol dari sebuah perjalanan hidup.. 

Buat gue.. perjalanan sendiri punya misi untuk menciptakan kebahagiaan, untuk beberapa tahun yang lalu. tapi kini, semakin tua perjalanan bukan untuk menciptakan kebahagiaan lagi. dia lebih dari itu. Perjalanan buat gue adalah pembentuk diri. 

Kebahagiaan sendiri tak ubahnya sebuah paradigma. Bersifat semu untuk orang-orang yang berusaha untuk mencarinya. Sebagian orang bilang Aku bahagia, jika punya uang banyak bisa beli rumah mewah, mobil mahal, makan enak, baju bagus, liburan keluar negri. Hemm.. mungkin benar, tapi tak selalu benar. 
Jadi.. apakah menurut kalian orang - orang yang tak punya banyak uang tak bisa bahagia. Sebenarnya bisa. . tapi kebanyakan orang yang memandang terhadap materi tak bisa melihat kebahagiaan ini. Kebahagiaan itu dari diri sendiri, bukan dari cermin orang lain. 

Mematikan semua akses ke dunia viral dengan tujuan mencari ketenangan. dan membuat hati tenang karena tak setiap hari harus membaca update tentang segala hal. yang kadang membosankan. terlalu mengagumkan diri. juga menghindari diri untuk mem-post segala sesuatu tentang kegiatan yang "bahagia". 

Kebiasaan gue yang dulu sering mem-post sesuatu yang baru. Menunjukkan kepada dunia, ini lo gue.. gue udah pernah coba ini itu, gue udah kesana dan kesitu, makan aneka ini itu, minum ini itu, mengungkapkan kegembiraan, keberhasilan, sumpah serapah, kegagalan, kegagalan, rasa bersalah, keinginan, pendapat, keluh kesah, complain. 
Lalu gue tersadar. posting ini bisa saja menyakiti, lalu bisa saja membuat persepsi seseorang bisa berubah. termasuk juga persepsi dan definisi bahagia.

Definisi bahagia bergeser, Asal bisa coba hal-hal anti mainstream, asal sudah bisa jalan-jalan, asal bisa makan enak, minum -minuman kekinian, Lantas orang itu boleh dikatakan bahagia. 

Bahagia ada didiri kita masing-masing, pencapaian orang selalu berbeda. 




Love is in the air. its smells like Coffee

Gak tau awal mulanya kenapa gue seneng banget sama minuman pait ini. sejak kapan?
Coba gue inget.. Hemm.. mungkin sejak waktu Ayah gue yang buatin kopi tubruk khas rumahan waktu gue baru SMP an. awalnya gak bisa tidur. terus berenti minum deh. . sampe waktu yang lamaaa banget.

Sampe gue lulus STM, gue mulai ngopi lagi. Kopi yang biasa dijual di warung2. yang tinggal seduh dan minum. manis banget. itu awal perjumpaan gue sampe-sampe gue suka minum kopi.

Lalu perjalanan  minum kopi gue berlanjut sampe gue udah kerja. 1 kos bareng2 sama orang batak yang doyan banget minum kopi kembali naikin intensitas gue untuk experimen. mulai coba2 kopi yang dibawa temen2 gue.

Sekarang gue udah adict sama kopi. keknya sehari gak ngopi badan lemes.. hahaha.
Kebiasaan itu yang jadiin gue seneng traveling juga. dari traveling gue bisa minum kopi khas daerah yang gue kunjungi. meskipun jenis kopinya biasa. tapi biasanya tiap daerah punya cara sendiri-sendiri buat nikmatin kopi. Kalo pas gue traveling dan kebetulan gak ada yang special sama kopi didaerah itu. ato paling mentok tuh di darah itu gak ada kopi ya. gue beli kopi sendiri dari rumah buat bekal gue. bran paling standr yang gue seneng minum ya si brand yang ada gambarnya kapal. katanya sih ada apinya. tapi digambar bungkusnya cuman kapal doang. hahaha.
Paling demen minum yang original. gue gak suka kopi yang terlalu manis. kek pas gue lagi di Pulau biawak. gak ada kopi. ya namanya pulau tak berpenghuni. tapi gue masih bisa nikmatin kopi gue.
di dermaganya. sambil liatin sunset. luar biasa rasanya. tenang, damai sejahtera pokoknya.

Selama ini kopi yang gue paling suka masih dipegang kopi gayo dari aceh. gue punya harapan besar. nanti suatu saat gue mesti ke Aceh buat minum kopi itu dari daerah asalnya.
lalu disusul kopi wamena Papua.

Gue gak tau banyak sih tentang kopi. gue juga bukan orang yang nerti banget sama rasa-rasa kopi nusantara. gue cuman penikmat kopi aja. bagi gue kopi lebih dari sekedar minuman. tapi bisa ke budaya. gue seneng kopi kalo pas lagi ngobrol sama temen. kalo malem minggu ato pas minggu jalan sama temen. bisa kali 3-4 gelas sehari.

Kalo lagi sendiri gue juga seneng ngabisin waktu di J.co. Jcoccino yang paling gue demen. gak terlalu original. tapi menurut gue ini kopi paling lembut. gak bikin bolong lambung. dan juta gak bikin bolong dompet. harganya lumayan terjangkau. meskipun gak di golongan murah. tapi untuk rasa yang sepadan. gue rela minum ini minimum sekali dalam sebulan. sama siapa?
Biasanya sama temen2 gue cewek 3 orang. yang nganterin gue buat minum kopi ini. mereka sih paling cuman minum teh ato klo gak ya J.cool nya.
Tapi bersyukur. setiap kali nongkrong, pasti tujuan akhirnya kesini.. hahaha

Kopi emang punya tempat sendiri buat gue.


Rabu, 15 Juli 2015

Skripsi, selesaikan apa yang telah dimulai...

Skripsi, selesaikan apa yang telah dimulai...


                Apa yang kami kerjakan. Bukan hanya menunaikan kewajiban. Sekedar menyelesaikan apa yang telah kami mulai 4 tahun yang lalu. Skripsi adalah ujian terakir kami. Bukti cinta kami terhadap pendidikan yang luar biasa besar dan mahalnya itu. Kami tahu betul bertapa pengorbanan kami sudah sampai dititik penghabisan. Kami adalah pekerja, dari pagi hingga petang. Untuk mengejar ilmu yang kami damba, menambahkan huruf dibelakan nama agar terlihat lebih panjang. Untuk menyempurnakan nama yang orang tua beri. Membuat mereka bangga dengan pencapaian kita. Ya.. gelar penambah nama yang kami upayakan.

                Tapi tahukah kalian, apa dan berapa banyak yang harus kami korbankan?. Jika mahasiswa lain mungkin hanya berkorban waktu bermain, tidak berlaku dengan kami. Kami rela bertaruh nyawa. Membagi waktu bak punya istri 5. Kami mati-matian membagi otak kami menjadi beberapa ruang. Jika pagi menjelang sampai sore otak kami bekerja. Dedikasih waktu kami demi profesi. Kami tak mau sedikitpun korupsi waktu, waktu kerja menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab adalah harga mati. Selepas kerja. Swich Otak mulai kami alihkan. Tugas Kampus sudah mulai memanggil. Ingin rasanya pergi saja, meninggalkan tugas dan biarkan tak terjamah. Tapi kemudian kami sadar kami sudah terlalu jauh untuk menyerah. Menyerah sekarang berarti sama saja aku mengecewakan diri. 4 tahun yang lalu, kami rela bertaruh apapun atas nama pendidikan. Pikiran menyerah sering datang, tapi kami berusah untuk melawan. Kami ingat wajah2 orang tua kami. Gambaran senyum mereka sudah terbayang jauh – jauh sebelum wisuda datang. Itu yang menguatkan kami.

                Ada beberapa teman kami yang menyerah diawal kami masuk kuliah. Beberapa dari kami menyerah di tengah –tengah. Alasan nya cukup sederhana dan kami bisa mengerti.

               Tapi semuanya adalah pilihan indifidu masing-masing. Keputusan-keputusan yang diambil adalah tanggung jawab masing-masing. Asal nanti ketika tua tak menyalahkan waktu lalu, menyalahkan semua hal, mengutuk diri berfikir hidup tidak adil, buatku sah-sah saja. Doaku jangan sampai menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mengejar ilmu. Tak semua orang punya kesempatan yang luar biasa seperti kita. Coba pikirkan, diluar sana banyak anak-anak yang menginginkan pendidikan yang layak. Harapan mereka tak muluk-muluk untuk menyelesaikan sarjana, mereka hanya berharap bisa baca dan mengerti angka sudah cukup bagi mereka. Sekali-kali boleh kalian ikut mengajar anak-anak jalanan, hanya untuk mendengar dan merasakan, bahwa kita sebenernya harus banyak bersyukur atas kesempatan mengejar ilmu. Mereka tak punya kesempatan itu. Kita punya. Lalu kita sia-siakan? Adilkah?

                Sekarang, untuk diriku, terima kasih banyak. Terimakasih selalu mengingatkan. Selalu memberi nasehat ketiha hati sudah tak menentu. Mengukuhkan diri untuk menyelesaikan apapun yang telah aku mulai. Sebisa mungkin tepat waktu. Tak usah sempurna. Hidup bukan hanya untuk mengejar kesempurnaan. Terimakasih sudah tahan banting mati-matian mengakali waktu. Aku bangga denganmu. Penghargaan tertinggiku untuk mu.

                Mengingat perjuanangku menyelesaikan misi Skripi, tak ada yang spesial mungkin. semuanya wajar apa adanya. Tak ada juga kesulitan-kesilitan mencari sumber referensi. Tak sulit menemui dosen pembimbing. Tak ada hambatan saat sidang. Memang dari awal aku selalu beruntung. Ya.. aku beruntung, selalu beruntung. Aku bersyukur. Tak ada yang istimewa dari proses penyelesaian Skripsi ku. Semua sesuai dengan rencana awal. Sesuai jadwal. Mungkin karena aku tidak menganut sistem perfectionis. Semuanya begitu indah tanpa tekanan. Aku tak tertekan. Malah justru tak membekas sepertinya. Tak ada yang luarbiasa untuk diceritakan. Tapi aku punya sedikit cerita pengingat. Cerita tentang sahabat-sahabat ku yang berjuang untuk mengkhatamkam Kuliah 4 tahun ini.

                Sebut saja Tabuti..  Tak punya kapur ajaib. Mungkin punya.. Tapi disembunyikan.. aku yakin dia punya. Buktinya dia orang yang paling sulit ditemui akhir-akhir ini. Padahal kos kita cuman berjarak sejengkal. Teriak pun terdengar. Disaat sulit ditemui itulah, dia bersembunyi didunia kapurnya.. Mungkin.. Diantara yang lain, dia yang paling apes mungkin, atau bisa jadi paling beruntung. Entahlah tergantung dari prespektif mana kita melihat. Bagiku lucu menceritakan ini. Biarkan aku tertawa sejenak sebelum aku lanjutkan..

                Tertawa atas penderitaan orang lain itu menyedihkan bukan. Tapi Tabuti pasti ngerti, ngetawain dia itu unik. Ada kesenangan tersendiri. Lucu, aneh dan menyenangkan. Bukan berarti seneng dia menderita. Toh gue yakin. Dia seneng kalo liat orang lain seneng. Sahabat itu konyol. Paling seneng ngetawain, tapi jangan salah dia memang ada utuk ngetawain kebodohan yang kita buat. Buat nglupain kesedihan kita juga. Makanya sering ngetawain. Tenang aja. They care. Dont worry. Walaupun ngetawain sampe nangis. Tapi kami pun akan ikut nangis kalo sahabat kita gagal. Unik.

                Tabuti dapet pembimbing Mr. Sukoi.  
                Si Tabuti kecil tak pernah mengeluh sama sekali tentang Mr. Sukoi. Bahkan dengan aku pun. Dia enjoy dengan proses yang sedang dia jalani. Mungkin.. Golongan darah O memang seperti itu to. Dia memiliki membran pikiran yang sulit untuk ditembus orang. Kelihatan strong dari luar, tapi gak ada yang tau seberapa dalem palung didasar hati to. Gue sebagai sahabat nya udah ngerti banget kebiasannya kalo si Tabuti kecil lagi galau luntang-lantung. He’s very sensitive sometimes, kadang tanpa sebab sering jutek. Gak ada alasan yang jelas. Nah kalo kek ini biasanya dia lagi galau. So.. diamkan sebentar besok juga udah sembuh. Terus dia sering ngilang , susah dicari. Terus sering bengong. Ciri ini udah fix nunjukin dia lagi despresi. Berat. Solusinya, jangan dipaksa ngomong. Karena udah pasti dia juga pasti gak ngerti alasan kenapa dia seperti itu. Dia gak merasa berubah. Tapi orang lain ngerasa ada perubahan. Nah lo.. dia ngerasa baik-baik saja. Tapi kalo orang udah kenal banget sama ni anak udah pasti tau, atau paling gak sok tau kalau dia pasti ada apa-apa.

                Telusur punya telusur. Setelah penulis melakukan observasi lapangan dan mendapatkan beberapa data yang akurat serta kemudian diolah dengan metode yang tepat. Maka disimpulkan bahwa Mr. Sukoi memperoleh nilai analisa sebesar 80%, sisanya didominasi masalah pekerjaan, jodoh dan sosial politik.

                Kenapa?
                Inilah alasanya: Mr. Sukoi adalah seorang yang sangat amat detail. Sebagai seorang mahasiswa bimbingan dia harus memiliki standar yang tinggi. Standar hari yang lebih. Sabar yang lebih dari sabar. Mr. Sukoi berhasil menambah kadar kesabaran Rudi. Si Rudi rela ngecheck satu persatu kata demi kata. Menguji hipotesis yang ada. Mengolah informasi. Menyamakan data. Lagi – lagi- lagi. Diulang lagi-lagi-lagi. Sampai tak ada revisi. Perpaduang yang sangat sempurna bukan. Mr. Sukoi yang perfectionis. Sudah dapat dipastikan golongan darah A, bertemu dengan Si Tabuti yang bergolongan darah O. Yang tugasnya dikerjakan pas udah deatline. Yang selalu terlihat Happy walau banyak tekanan, yang nrimo karenena gak enakan. Congratzz... kalian sempurna..

                Si Tabuti menjadi lebih religius. Ini sangat luar biasa. Usut punya usut. Mr. Sukoi tak hanya membantu anak didiknya menyelesaikan skripsi. Ada misi khusus, untuk nenambah kadar keimanan anak didiknya. Caranya unik. Ada beberapa rule yang dia buat atas dasar hak asasi dosbing. Untuk sebagian orang mungkin terdengar agak absurd. Tapi rule ini terbukti ampuh menggembleng anak didiknya putar halauan 180 derajat kearah keimanan yang lebih kaffah tentunya. Bayangin aja, asistensi tidak diterima pas 10 hari puasa. Pak Sukoi mau ngejar setoran katanya. Setoran ramadan.

                Gak ada yang salah sebenarnya. Cara asistensi pak Sukoi luar biasa. Gaya asistensinya luar biasa. Mengingatkan Tabuti untuk lebih mendekatkan diri pada tuhan sang pencipta. Bahkan pernah suatu ketika saat itu jam 12 malam, aku sedang asik diskusi dengan salah satu teman. Tiba-tiba dia datang, bawa sarung. lalu dengan wajah datar dia bilang, “Gue mau isthiqoroh bentar ke masjid”. Luar biasa bukan.

                Perubahan-perubahan menuju kebaikan. Jalan skripsi menuntun dia untuk selalu mengingat Tuhan sang maha pencerah. Dia diingatkan untuk selalu percaya dan yakin, bahwa apapun yang dia kerjakan jika sang Tuhan tak izinkan maka semua sia-sia saja. But Wait.. aku harus meralat beberapa kata sepertinya. Bahwa apapun yang dia kerjakan jika Sang Dosen tak approve maka semua sia-sia saja. Ada kekuatan ketiga sebelum Tuhan yang menentukan langkah nya. 

                Maka, aku sebagai sahabat pun tak mau tinggal diam, membiarkan Tabuti jatuh dari dunianya. Aku tentu saja tak rela. Bukan tak rela dia berubah menjadi baik. Tapi aku harus segera menolong dia yang tak butuh pertolongan. Tapi aku tak perduli, aku punya waktu saat ini, maka akan ku coba untuk menolong. Maka aku ajukan beberapa saran. Saran pertama Tumbuhkan jenggot. Lalu pakai celana ngatung. Kemudian atur bahasa tubuh, atur bahasa e-mail, atur bahasa oral. Begini contohnya, jika ada kesalahan dalam penulisan skripsinya ucapkan Astaufirullah.. Kalau benar ucapkan alhamdulillah. Begini skenarionya:

                Pak Sukoi : Tabuti, sudah sampai mana skripsi kamu, kamu sudah berapa minggu tidak asistensi ke saya?
                Tabuti seharusnya menjawab : Astaufirullah Pak, Afwan saya khilaf. Saya belum mendapatkan referensi yang bapak minta.
                Pak Sukoi : Jadi kapan kamu mau menghadap saya lagi?
                Tabuti seharunya menjawab : InsyaAllah pak, secepatnya. Saya yakin Pak jika Allah mengijinkan minggu depan saya akan asistensi dengan Bapak. Afwan atas keteledoran saya pak.
                Pak Sukoi : baiklah, saya tunggu revisi bab 3 nya paling lambat minggu depan
                Tabuti sudah barang tentu harus menjawab : Sukron pak, terima kasih banyak atas kelonggaran waktu bapak.

Azan magribpun berkumandang di Kampus tercinta.. Inisiatif Tabuti meminta izin untuk menjadi makmum Pak Sukoi,

                Selepas sholat berjamaah, pembahasan skripsi mulai lagi, kali ini membahas bab 2 yang dua minggu lalu sudah pernah dibahas. Lalu semua sudah benar. Semua sudah sesuai dengan keinginan Pak Sukoi. Pak Sukoi pun mulai memuji Tabuti atas apa yang dia kerjakan
                Pak Sukoi : Wah bab 2 sudah Okay, saya bisa approved ini. Selamat. Kerja bagus. Lanjutkan lagi seperti ini.
                Tabuti dilarang keras untuk sombong, maka jawaban paling pas untuk kondisi ini adalah: Alhamdullilah, segala puji Bagi Allah pak, tuhan semesta Alam. Yang maha sempurna yang telah memberikan sedikit ilmunya kepada saya. Semua ini karena Allah pak.
Begitulah skenario yang aku buat untuk membantu Tabuti. Tapi memang tak pernah sekalipun dia mau mendengarkan nasehat ku yang terlihat konyol itu. Sudahlah..

End of story.. Si Tabuti pulang kampung dilebara ini, dia butuh istirahat. Dia butuh ruang untuk berfikir lebih jernih lagi. 2 minggu kiranya cukup buat dia untuk mempersiapkan hari-hari bertemu sukoi lagi suatu hari nanti.

Baiklah.. Cerita skripsi ke dua Buat Iin, Sahabat gue yang udah mirip kek Arjuna. Badanya gede. Tapi hatinya gak setegar kelihatanya. :D
si iin adalah pangilan gue ke dia sejak awal kuliah dulu. Perjuangan dia yang paling gue apreciate dari pada perjuangan kawan-kawan yang lain. Usaha dia untuk menuntaskan apa yang dia udah mulai layak dapet 4 jempol. Dia adalah sahabat yang keputusan-keputusannya sangat berani. Dia rela meninggalkan pekerjaannya untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu. Usaha nya luar biasa. Dia korbankan semua nya untuk kuliahnya. Totalitas tingkat dewa.

                Ini kilas baliknya. Dimulai dari keputusan dia untuk resign dari perusahaan tempat dia bekerja. Padahal kita semua tau. Kita kerja untuk keberlangsungan hidup kita. Kuliah untuk masadepan. Secara garis lurus. Kalau tak kerja, bisa dipastikan kuliah pun akan berdampak nantinya. Karena pada dasarnya keberlangsungan keuangan kuliah kita disokong oleh pekerjaan kita. Tapi bukan Arjuna kalau dia menyalahkan kehidupan. Dia sudah pernah mengalami kehidupan yang lebih sulit dari ini. Untuk meneruskan pendidikan SMK nya. Dan sekarang untuk sekali lagi, dia mampu bangkit untuk kuliahnya. Dia Survive dengan apa yang dia putuskan saat ini. Bagiku, dia sudah sukses untuk menjadi inspirasi semua orang. Sedikit banyak akupun terinspirasi olehnya. Bahwa hidup itu adalah sebuah pilihan. Hidup itu tergantung dari keputusan yang diambil. Tak ada kehidupan yang sesuai dengan keinginan kita. Tapi keputusan yang kita buat, kita pertanggung-jawabkan. Akan mempengaruhi semua kehidupan kita. Tak lagi sama dengan keinginan kita mungkin, tapi karena keputusan kita, kehidupan adalah tanggung jawab kita sepenuhnya. Jangan sia-siakan.

                Ujian Skripsi bukan hanya saat ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan. Dengan tanpa penghasilan sama sekali. Penelitian yang dia lakukan membutuhkan biaya yang tak kecil jumlahnya. Bolak-balik ke Universitas indonesia untuk melakukan penelitian. Dia pernah berujar, pendidikan atas nama anak bangsa, Universitas ini besar untuk pendidikan anak bangsa. Tetapi kenapa untuk mendapatkan ilmu harus dipersulit? Harus dikomersilkan? Akupun juga heran. Sama herannya dengan iin. Tapi ketahuilah in. Seharusnya kita lebih bersyukur. Kita tidak masuk ke universitas favorit nomer 1 dinegri ini. Tau kenapa. Universitas ini hanya untuk mereka yang punya intelektual tinggi. Yang nilai sekolah SMA nya tinggi. Yang smart. Nah kita?? Kenapa harus bersyukur? Karena kita tidak ada kewajiban untuk mengembalikan ilmu ke negara tercinta ini. Tak ada tuntutan harus berbalas budi kepada siapapun. Termasuk ke Pemerintah. Kita berdiri dan hidup dengan kedua kaki kita. Pendidikan yang kita pikul kita usahakan sendiri. Tampa campur tangan pemerintah. Jadi dia juga tak berhak untuk menuntut apapun dari ilmu kita. Begitulah..

                Dengan semua itu, Iin masih tetap bertahan. Mempertahankan apa yang dia yakini benar. Mempertahankan ilmu yang dia perjuangkan. Tepuk tanggan gue untuk sahabat gue yang satu ini. Terimakasih atas pelajaran yang lu bagi in.. gue salut sama cara hidup lu. Salut dengan keberanian lu, salut sama keberanian mempertanggung-jawabkan pilihan lu. Aku ngerasa perjuangan ku gak ada apa-apanya dibanding perjuangan lu.

                End of story.. Skripsi bukanlah hal yang harus dihindari. Dia merubah pandangan hidup kita..  Skripsi adalah bagian dari kehidupan kita. Bertanggung jawablah dengan apa yang sudah kita mulai, kalau kita berani memulai, kita juga harus berani menyelesaikanya. Jangan jadi pengecut yang lari dari tanggung jawab. Jangan menjadi pecundang yang selalu menyalahkan keadaan.

                Sukses untuk kita bersama.




Senin, 18 Mei 2015

Banyuwangi #AKUMENGEJARMIMPI

#AKUMENGEJARMIMPI


Setiap perjalanan punya cerita tersendiri.  Temen gue pernah bilang menjadi traveler itu mengajari kita untuk mendengarkan lalu merubahnya menjadi cerita.

Menikmati perjalanan mengunakan kereta selama 22 jam adalah rekor terlama gue saat ini, biasanya paling lama juga 12-14 jam ke Jawa tengah atau serabaya dari Jakarta. 

"Jarak dari Jakarta – Banyuwngi itu seperti dari ujung ke ujung pulau jawa".

Mari sedikit bernostalgia, 
Beberapa tahun yang sudah kita lewati, mungkin masa kecil kita. Dikereta adalah waktu yang sangat tepat untuk sekedar merefleksi diri. Bila biasanya kita terlalu sibuk dengan dunia nyata kita. Kereta seolah-olah merubah dan membalikan arah perjalanan. Kita bebas menyusuri jalan dan mengingat hal-hal yang dulu pernah kita lewati.

Mari gue ceritakan sedikit ingatan kecl gue..

DORA the EXPLORER.. 
Pernah liat film kartun Dora.. Yang tokoh nya anak cewek dengan rambut yang unik berponi. Meskipun sampe sekarang gue gak pernah paham, temen Dora cuman 1, ya.. monyet pinter itu yang entah lah siapa namanya gue udah lupa. Padahal sebagai seorang traveler, biasanya kita bisa punya banyak temen bukan? nah kemana aja traveler-traveler lain di film Dora??

Dulu, masa kecil gue setiap hari dicekokon film Dora. Setiap hari sampai berbulan-bulan dan entah sampai kapan terakir gue lihat film itu.

Bagi sebagian orang film ini memang mungkin bikin kesel, si Dora itu agak budek.. dia sering tanya jalan kekita. Udah kita jawab, dia tanya lagi, sampe 3 kali harus dijawab dia baru ngerti. Bodohnya gue.. gue baru sadar pas udah SMP kalo TV itu komunikasi  1 arah. Jadi gak mungkin banget si Dora juga denger, sampe lu teriak-teriak. Si Dora tetep aja Budek. .

Hemm.. Apa yang lu pikir ketika ketemu cowok yang dulunya hobinya nonton kartun, salah satunya Dora?? Gue udah tau jawabanya..  Gak usah kuatir...

Gue malah merasa bersyukur waktu kecil gue bahagia bisa ikut menjelajah bareng-bareng sama Dora. Mungkin karena itu jiwa explorer gue tumbuh. Gue salut sama Dora, Cewek sendirian berani pergi kemana2 sendiri. Si Dora sukses menjadi salah satu tokoh yang mengajari gue untuk pergi berpetualang.  Thanks Dora.

Lanjut part berikutnya.
 
Menghayal tentang Dora, gue inget film Power Ranger, Pahlawan bagi seluruh umat manusia. Siapa sih yang kecil nya gak pernah ngefans sama Power ranger? Siapa yang gak pernah berebut mau jadi warna apa??

Gue akuin, gue culun banget dulu, sampe-sampe  gue tuh percaya kalo si Power Ranger itu emang bener-bener bisa berubah. Tingkat kepercayaan gue setingkat sama percaya kalo Santa itu yang kasih kado Natal buat anak-anak baik. Haha

Sampe suatu ketika gue minta dibeli-in mainan, bentuknya sabuk Power Ranger biru. Ada lampu-lampunya lalu pas di teken dia bunyi. Bunyinya khas banget suara pas si Power Ranger mau berubah. Itu mainan terkeren menurut gue waktu jaman dulu.

"Waktu itu gue percaya, dengan alat itu gue bisa berubah jadi power ranger" ..

Mari kita buktikan.. 
Pelajaran Olah Raga, lari keliling lapangan. Gue gak suka sama olahraga lari. Bikin capek. Saat itu juga gue pengen berubah jadi Power Ranger. Gue udah siap2 pakai sabuk itu, lalu pencet tombol dan udah bergaya sok jadi Power Ranger warna biru biar kuat lari. Udah lama banget gue mencoba berubah. 

Gue butuh konsentrasi. 

Sekitar 5 menit gue gak merasa ada perubahan sama diri gue. Sampe tiba2 Pak guru nyamperin dan tanya kenapa gue belum start buat lari.
Gue sangking polosnya jawab pengen pulang, karena alat power ranger nya gak fungsi dan mau dibalikin untuk dituker yang baru. 

Gue berhasil pulang kok Guys.. dianter pula sama Pak guru waktu itu. Kata Pak Guru, dia mau bicara ama nyokap gue.

Alhasil, dari kejadian itu, jam terbang gue nonton TV dibatasin. Gue cuman boleh nonton TV jam 5-6 sore aja.

Telusur punya telusur ternyata eh ternyata, Pak guru gue bilang ke nyokap kalo gue jangan dibolehin nonton TV terlalu sering, imajinasi gue terlalu tinggi. Korban TV gitu deh.

Imajinasi seseorang itu dibatasi banget sama tingkat kewajaran lingkungan kita. Padahal sebenernya imajinasi itu penting menurut gue. 

"Imajinasi itu membentuk mimpi, jangan pernah mencoba menghalangi mimpi seseorang dengan memutus imajinasinya". 

Jika nanti gue punya anak. Gue jamin, anak gue untuk bisa mengikuti imajinasi nya. Lalu mimpi2 dari imajinasi itu. Sebagai orang tua, gue cuman berhak untuk mendengar lalu memberi pemahaman kepada mereka tampa harus merusak imajinasi dan mimpi mereka. Toh nanti kalo udah dewasa mereka pasti ngerti kok, kalo Power Ranger itu emang gak nyata. Jadi biarin lah mereka berimajinasi waktu masih kecil siapa tau nanti Gede dia cari alat buat berubah jadi Power Ranger beneran.

Gue memelihara mimpi gue. Mimpi suatu saat bisa kaya Dora. Bisa explore tempat tempat baru dibelahan dunia. #AKUMENGEJARMIMPI

Okay, back to the Trip Story.
Banyuwangi gue pilih untuk destinasi solo backpacker gue. Gue emang udah sering banget untuk travel sendiri dari Jakarta. Karena Gue yakin, nanti toh disana gue bakalan nemu temen-temen baru. Keluarga-keluarga baru juga. Lagian kalo cari temen dari Jakarta pada udah sibuk sama dunia nya masing-masing.

Beruntung gue ketemu Mas Rahmat pemilih rumah singgah BPI Banyuwangi, lokasi nya sangat stategis banget. Deket banget sama stasiun Karangasem.
Turun stasiun langsung depan gerbang stasiun udah rumahnya. Gue beruntung banget. Rumah singgah ini gratis, gue boleh tinggal selama apapun disini. Mas Rahmat itu memang bener2 rahmat buat para BackPacker seperti kami.

Gue semakin percaya, bahwa masih banyak orang baik di luar sana, yang membantu tanpa pamrih, yang memberi tanpa mengharapkan apapun. Keikhlasan Mas Rahmat itu menginspirasi bagi semua traveler.

Banyak hal yang gue dapet di Banyuwangi, Orang-orang begitu sangat ramah. Gue “iri” dengan orang-orang yang ada disini, sangat terbuka dengan orang luar. Gue semakin percaya, orang baik akan mendapatkan tempat dimanapun kaki akan melangkah. Mendapatkan perlingungan dari siapapun. Dan pertolongan akan selalu ada untuk mereka.

Thanks Mas Rahmat, untuk tempat nya untuk waktu nya dan untuk menjadikan kami sebagai keluarga.

Kalau ada list tempat yang mau saya kunjungi lagi. Banyuwangi masuk dalam list teratas saat ini. Bukan karena alam nya yang Tuhan titipkan sangat luar bisa. Tapi karena gue tau, gue punya keluarga baru disana.

Thanks juga buat Travel-mate gue selama disana, my Dear Friend Anita.. thanks alot udah mau ikut kemana gue mau jalan.. hahaha Lu udah jadi pemandu yang baik selama disana. haha thanks alot. gue berdoa mimpi S2 lu cepet terwujut ya. Jangan lupa kalo nikah undang2 gue.. 

Check this out beberapa foto yang gue ambil, nanti diupdate lagi..

air terjun kembar, destinasi pertama yang gue kunjungi, loksainya deket. kurang lebih 30-45 menit dari karangasem

Disisi lain air terjun kembar (nama aslinya lupa)

tahu rujak. Makan tahu pakai sambel rujak. Rasanya enak kok.. 

Rest Area di jalan menuju Kawah Ijen

Jalan naik turun menuju Ijen

Salah satu pemandangan dibawah gunung Ijen

Kali Pait (kalinya ada busa nya) busa ini dari belerang + air yang mengalir kek sabun, baunya yo pasti belerang

Lokasinya ada di setelah Paltuding arah Kawah Wurung

Air terjun busa (lokasinya di sekitar pemukiman penduduk) arah dari Paltuding ke Kawah Wurung

Kawah Wurung, Bukit Teletabisnya Banyuwangi. Sayang banget akses ke sini susah dan jelek.. 

Kawah ijen Pagi itu, gak dapet Blue firenya. yang ada kek pasar pagi. Rame bangetttt

Gue di spot yang lumayan agak longgar buat foto

Pemangangan dari atas Kawah ijen

Savana Bekol. masih ijo royo-royo, belum kek Afrika. 

Buat dapet Foto ini ngantri panjang.. Diatas itu keluarga baru gue. 

Loksai hutan mangruf pantai Bama

Jembatan Hutan mangruf

Mas Rahmat dan beberapa siswa jurusan kelautan yang lagi bersih2 pantai bama. #salute

Sisi lain Pantai Bama




Selasa, 05 Mei 2015

Mau ngapain Ya???

Malem ini rencana gue mau ngerjain skripsi. karena udah gak mungkin lagi ngerjain di rumah gue putusin buat ke J-Co yang gak jauh dari rumah buat sekedar minum kopi yang paling gue suka disana. dan berharap ide2 skripsi bisa mengalir. Tapi ZONG!!

Padahal udah merelakan uang makan siang gue buat beli kopi ini.. huufss..
Well, gue kalo dirumah emang susah banget buat fokus ngerjain skripsi. bukan karena gak nyaman. malah terlampau nyaman mungkin kalo dirumah
jadi yaaaa.. adanya males ngapa2 in, nonton TV sambil males2 an. ngemil2 dikasur udah jadi kebiasaan gue banget. sampe mau pindah tempat geser, dan pipis pun udah males banget..

Tiba2 disaat gue ngetik 2 baris skripsi, gue udah binggung mau nulis apa lagi, googling dan baca beberapa referensi malah tambah puyeng
ya udah deh, gue nulis blog aja.. udah lama banget gak nulis ..
Hemm.. temanya apa? Gue pikir bentar.
10 menit kemudian ( roko udah 1 batang)
30 menit kemudian (masih buka FB)
1 Jam kemudian...

okay, i get it. .
Kemarin gue barusan tlp nyokap, lalu ada beberapa poin yang ditanyakan ke gue berkenaan dengan paska kelulusan gue. #amin

Apa yang mau gue lakuin setelah gue lulus?
Sampai sekarang gue juga gak tau mau ngapain setelah gue lulus nanti,

Cita2 gue dari dulu banget akirnya udah didepan mata gue. perasaan baru aja kemarin gue daftar masuk kuliah,
perasaan baru banget kemarin gue ngerasain kelaperan makan mie instan 1 bungkus dibagi 2 untuk 1 hari dan beli beras grade terendah untuk makan di semester2 awal masuk kuliah.
Baru banget kemarin gue ngerasain susahnya membagi duit sama kuliah,
Baru banget kemarin ngerasain duit abis ditanggal 20 an sementara gajian masih lama.
baru banget juga kemarin gue harus minjem2 kakak gue kalo udah bener2 gak makan 2 hari,
keknya awal2 semester itu bener2 baru kemarin sore.

Lalu, setelah itu semua gue mau ngapain?

Ada beberapa pilihan yang gue lagi pikirin sekarang.
Kebanyakan orang sekarang setelah lulus pasti pengen kerja yang mapan, ngumpulin duit banyak2. beli rumah, mobil dll.
Ini gue sebut prioritas uang. Setalah lulus lu harus kejar setoran.
Sekarang gue sudah bekerja, disalah satu perusahaan asal Jermann, Kantor gue termasuk kantor baru sebenarnya di Indonesia. Pekerjaan gue termasuk pekerjaan yang sangat diimpikan oleh para lulusan teknik mesin, Gaji yang lumayan dan kondisi kantor yang sangat berkembang. Gue boleh bangga untuk pencapaian gue sekarang,
Ya..  Pekerjaan yang harus banget gue sukuri.

Hidup gue udah lebih dari kata aman. aman banget malahan, nyaman damai dan sejahtera banget lah.
Gue mau pergi traveling kemanapun bisa asal hemat, mau beli barang apapun bisa. semua sempurna untuk kebutuhan gue saat ini.

Dan.. tiba2 gue galau..

Setelah lulus nanti apa yang gue mau lakuin?

Rasanya kok gak pantes banget ya gue cerita dan curcol kek gini, disisi lain banyak banget yang orang yang pingen dapet kerja.
sedangkan gue? malah galau tentang kerjaan yang nyatanya dimata udah enak.
kurang apa lagi? mau ngejar apa lagi?

Pernah denger gak sih kalo misalnya kita ditempat nyaman kita tuh bakalan takut move ke tempat lain yang gak atau kita sendiri belum tau kek mana keadaanya
nah, sama kek gue sekarang. gue takut untuk berbuat lebih, gue takut melampaui apa yang sekarang ini gue udah dapet,
gue takut tentang masa depan gue, yang sebenernya gue sendiri gak tau kek jadi apa nantinya.

Setiap kali gue coba buat nyusun rencana masa depan gue, kali itu juga gue sukses puyeng. Kata temen gue, let it flow aja. Follow your passion. Nah kalo passion gue shoping gimana gue bisa ngikutin kalo gak kerja?

Tapi pertanyaan diawal belum terpecahkan juga ampe sekarang. Mau apa gue setelah lulus nanti?

Passion gue sebenernya sudah kelihatan sih, gue demen banget sama yang namanya traveling, gue demen banget kalo udah ditanya tentang destinasi wisata dan daerah2 yang pernah gue kunjungi. Nah udah pernah coba jadi IO perjalanan waktu itu, tapi gagal gak sukses karena gue gak fokus. Gak punya waktu panjang. Senin-jumat gue jadi om-om kantoran yang kerja 9 jam perhari, sabtu – minggu gue jadi mas-mas kuliahan yang kekampus cuman buat absen doang dan nongkrong ngopi sama mas-mas yang lain. Seminggu udah full jadwal gue. Bahkan buat punya cewek ato pacar aja udah gak bisa dimasukin ke jadwal harian gue. #gedek

Belajar dari situ, dan sekarang pun udah banyak banget kan IO perjalanan, bahkan menurut gue sekarang IO udah gak bertanggung jawab terhadap lokasi wisata. Liat aja pulau sempu? Semeru? Goa pindul? Udah jadi kek apa? Mungkin 10-15 taun kedepan keindahan indonesia ini udah gak bisa dinikmati lagi kalau gak ada action dari pemerintah. IO sekarang gencar banget cari duitnya. Jadi ya.. orientasi serakah ada disini. Gue gak mau jadi atau buat IO yang kek itu. Gue punya idealisme sendiri. Berangkat rapi, pulang harus lebih rapi, jangan ganggu hak orang / hak makhluk lain untuk hidup.

So, sekarang gue lagi pengen banget ikut jadi relawan kemanusiaan. Masih cari2 juga sih siapa yang mau nampung gue yang kemampuan nya pas-pas an in. Yang gak punya skill yang WAH dari kecil. Yang kePD an punya banyak hal yang bisa dishare ke orang-orang lain. Yang tentunya juga mau kok pusing2 untuk kemanusiaan.

Pengen banget ikut jadi relawan di pelosok2 desa di Indonesia, jadi relawan pendidikan / pengembangan masyarakat didesa-desa tertinggal di indonesia. Untuk 1 tahun aja. Jadi rencananya 1 tahun setelah lulus, kalau ada yang nawarin, gue mau resign dari kerjaan paling nyaman gue sekarang untuk membantu dan mengabdikan hidup gue buat Indonesia. Paling gak gue sedikit lebih bermanfaat buat orang banyak. Itu harapan gue.

Masalahnya adalah keluarga gue pasti gak setuju ide GILA gue.

Sob, ortu mana yang rela anak gantengnya harus ke pelosok desa yang gak ada listrik buat ngeringin rambut dan lampu penerangan buat pake krim malem? Ortu mana yang tega ngebiarin anaknya gak tentu idupnya, gak bisa ngemall nonton film marvel? Ortu mana yang tega sob?

Yups, begitu pula ortu gue, gue jamin 1000% mereka gak bakalan setuju sama ide GILA gue. Ngelepasin kerjaan yang udah jadi impian orang banyak, ngelepasin jabatan yang susah payah di bangun. Ngelepasin gaji yang udah Cukup buat nikah.:P Hanya demi jadi relawan didaerah antah berantah. Yang mungkin boro-boro ada signal HP, masuk ke peta indonesia aja kagak.

6 bulan – 1 tahun waktu yang cukup menurut gue untuk jadi relawan, setelah itu, konsekuensinya adalah gue harus mulai dari awal lagi, bener2 dari awal gue mulai kerja 5 tahun yang lalu. Mulai dari karyawan kroco mumet lagi . mulai lagi merangkak sedikit-sedikit. Apa gue yakin? Apa gue bisa? Apa gue gak nyesel nantinya?

Yah.. Paling gak gue punya tujuan yang mulia. Gue yakin Tuhan bakal bantuin gue buat ngasih petunjuk. Prinsip yang gue pegang sampe sekarang, selama kita baik orang2 baik diluar sana bakal bantuin kita. Percaya, apa yang kita tanem baik, hasilnya juga bakalan baik juga. Tuhan kasih jawaban itu dengan cara-cara yang ajaib.

So.. sekarang gue biarin Tuhan yang ambil jalanya. Usaha udah gue lakuin buat cari2 lowongan jadi relawan. Kalo Tuhan ngasih approval, gue jalan. Kalau gak mungkin Tuhan punya rencana lain. Siapa tau juga Tuhan pengennya gue yang buat lembaga bantuanya. Semoga.

Gue cuman mau berguna buat siapapun, membantu dari apa yang gue bisa bantu.

Okay deh. Kopi udah mulai abis. Gue mau balik juga udah malem,, Jco nya udah mau tutup juga keknya nih, O.. ya sekedar info dan pengingat. Hari ini di J-Co rame banget. Gue dpt disc. 30% karena bayar pakai Mandiri. #gakPenting

TA TA.. upload di FB juga ahh..


Rabu, 25 Maret 2015

Pulau Biawak, ketenangan dalam secangkir Kopi hangat..


Jumat malem, 20 maret 2015. 
Gue bergegas cabut secepatnya dari kantor. gue udah bener2 gak konsen hari itu. Biasa syndrom libur. Biasa gue paling gak bisa diem kalao mo pergi ke suatu tempat. Terlampau bersemangat mungkin, bahkan semangat yang gue rasain melebihi efek 5 bungkus kopi hitam. 

Gue hampir-hampir saja putus asa. Setelah 1.5 jam nunggu F**king Bus TransJ gak kunjung datang, gue harus segera move on. 1,5 jam waktu yang cukup panjang buat nunggu kepastian yang Gak pasti dari F**king TransJ kota ini. Gue heran. Udah armadanya sedikit lama pula. 

1,5 jam gak ada 1 pun yang dateng. Pantas saja program pemerintah yang 1 ini gak akan jalan, Basa Basi doang. Ya pemerintah sih enak, tinggal ngomong dan berspekulasi, tapi mereka kan gak pernah ngerasain gimana sengsaranya nunggu 1.5 Jam berdiri. No AC, gak bisa minum Kopi apalagi ngrokok. So F**k.. Akirnya gue relain duit 3500 gue dan cari alternatif kendaraan lain. Taxi jadi pilihan gue, meski harga agak mahal paling gak dia bisa diandalkan. Gak Cuma PHP. (okay stop ngomongin politik yang gak penting)

Lalu, sekali lagi gue dikecewakan sama publik transportasi di negri kita. Kereta gue ngaret dateng. Hal yang wajar sih sebenernya, karena waktu kita sebenernya kan gak penting buat para elit pemerintahan. 1 jam Molor adalah hal yang sia-sia menurut gue.
Sampai di Indramayu jam 12.30, telat 1 jam dari jadwal yang seharusnya jam 11.23. Anyway ini bukan pertama kalinya gue delay. So biasa aja lah.Biasa dikecewain.

Dijemput Guide gue selama di Indramayu, dimobil udah ada beberapa temen dari Karawang dan Bandung. ya gue yang ditunggu. Yang terakhir.

Dari stasiun Jatibarang menuju Basecamp untuk pembekalan sedikit. Check perlengkapan, check pembayaran dll.
O.. ya, gue emang sengaja ikut Open trip. Biasanya sih gue lebih seneng explore sendiri. Tapi karena P. Biawak ini jarang banget informasinya. Dan lebih hemat tentunya gue ikut Open trip aja. Gue sendirian dari Jakarta.

Perjalanan dari pelabuhan Karang Song (Nyanyian Karang) ke Pulau biawak sekitar 5 jam.
Bisa juga 4 jam kalo kondisinya lagi okay. Kemarin lagi hujan, ombak gede banget. Goyang kanan kiri.. udah deh.. ngalahin goyang drible pokoknya goyanganya. Asoy geboy lah..
Tingginya ombak, hujan dan kebasahan jadi aktifitas pertama kita. Penyebrangan nya pakai kapal nelayan kecil / Butut, mungkin kapal bekas nelayan ikan atau bisa jadi kapal nelayan tradisional. 

Kalo kalian pernah ke muara angke/kamal dan ngebayanin kalo kapal penyebrangan disana sama kek kalo mau ke pulau seribu, Selamat kalian salah. Inikapal bener2 kapal nelayan banget. Sangat Backpacker.

Inilah penampakan Kapal yang kami sewa untuk perjalanan kami selama disana. Bapak2 nahkodanya baik hati, selera humornya tinggi, jadi ya gak bosen aja ngobrol sama dia.
 
Kapal Nelayan yang mengantar kita..

Makanan:
Trip kali ini makan nya cuman terbatas, jadi laper mulu nih sesampainya diJakarta. 

Yang special, Thanks teh Ipeh buat tlaktiran Crab nya.. Nanti kalo Teh Ipeh ke Jakarta deh gue tlaktir angkringan langganan.. hihihi
Yang Tlaktir Teh Ipeh..
Kepiting paling enak, gak pakai bumbu. Hangat2 digadoin. Mungkin kita udah laper.. jadi biasa kalo rese.
Eh just for information: harga nya 100 ribu dapet 10, haha murah gak? Dijakarta mana dapet?? 1 nya aja udah 50-60 ribu noh dikalimati / angke..

Ikan Bandeng bakarnya juga gak kalah enak. Hemmmm rasa2 nya itu rasa ikan masih ada dilidah gue, seumur2 gue belom pernah makan ikan seenak itu (mulai lebay).
Okay perut kenyang hati seneng.


Ulasan P.Biawak:
Sekedar informasi, Pulau Biawak ini pulau tak berpenghungi, jadi penginapanya jauh dari standar penginapan untuk para turis, hanya ada 5 homestay didalamnya.

Ini pulau emang untuk sebagai tempat mercusuar untuk menunjukkan arah laut bagi nelayan dan kapal2 yang melintas. Nah jadi kelengkapan akan pulau ini juga belum memadai, Listrik hanya akan hidup dari jam 6 sore – 12 malem, abis itu ya.. akan gelap gulita. Gak ada penduduk lokal disini, jadi bawa persiapan makanan secukupnya kalau mau kesini, sedia banyak rokok. Disini rokok paling cepet abis. 3 bungkus gak cukup buat 2 hari. Suasananya enak banget untuk santai2 sambil minum kopi unyu dan sekedar ngrokok2 ganteng. Disini gak ada yang jualan / warung, gak ada yang jualan kelapa muda, gak ada klinik, gak ada mall, gak ada tukang gulali juga.

Tips: Kasih kabar ke orang rumah, pacar atau selingkuhan dan izin dosbing sebelum kesini, bilang untuk beberapa hari HP gak aktif, jangan sampai lu dikira kabur dari rumah karena uang jajan kurang Gopek. Atau dikira mangkir jadwal ketemu Dosbing.  Karena emng gak ada signal GSM yang bisa tembus pulau ini sampai sekarang. Jadi Cocok banget buat menyepi, meresapi diri. Mendengarkan isi hati. Lalu berfikir secara jernih. Pulau ini masih asri banget meskipun banyak sampah.. ya Asri karena gak ada orang, tapi banyak sampah yang ditinggal para wisatawan. Binggung.. --Sama

Pulau ini terasa milik pribadi deh pokoknya. Interaksi sosial hanya terjadi antara teman trip, Bapak penunggu pulau, Bapak nahkoda, dan beberapa ekor biawak


Aktifitas: 


Lalu, kegiatan yang bisa dilakukan disini ya biasa sih kek yang dipulau2. 

"Snorkling adalah agenda wajib untuk narsis."


Pulau Gosong (salah satu pulau tetangga Pulau Biawak) letaknya 1 jam dari P. Biawak. Pulau ini penuh sampah dan terdiri dari karang yang udah mati dan semak belukar. Pulaunya kecil


Masih dipulau Gosong
Masih kokoh meski udah lama.
Yang beda itu selain harus ziarah ke makam. Ada mercusuar yang bisa dinaiki. Mercusuar ini berdiri sejak jaman Belanda dulu, jadi gak heran bangunanya masih bagus. Coba aja mercusuar ini dibanggun di era indonesia merdeka, gue berani bertaruh 2-3 tahun pasti juga udah rubuh. Maklum saja materialnya dikorupsi. Ya ya ya..



Gue termasuk beruntung, pagi itu minggu setelah bangun tidur jam 7.30 an, gue naik ke atas. Buat gue mumpung gue di pulau ini. 

View Mercusuar dari Dermaga
Agak curam tangganya. Sudah berkarat juga. Tapi masih kuat. Tapi tetep harus hati2 ya. BTW, for information gue 78 kG, dan masih bisa selamat sampai atas dan balik lagi ya walopun kali gue udah gemeteran juga.
Pintu masuk Mercusuar

Mistis:
Pulau ini agak serem sebenernya. Biawaknya gede2 seolah-olah emang sengaja banget buat ngejagain pulau ini, ada 1 makam milik orang yang disucikan disini.
ingat 1 ritual wajib ini. Kalau mau bertamu kesini usahakan untuk ijin dulu ke makam. Permisi minta ijin sama yang punya wilayah. Jangan kek Kita. Kita sama sekali gak tau harus ijin dulu. Jadinya malem itu ada kejadian janggal ditrip kami.

Hemm.. ngomon-ngomong soal kejadian mistis. Gue belom cerita hal ini sama temen2 trip gue yang lain. Malem itu setelah habis makan, gue lagi nyantai di depan Homestay gue. Udaranya emang beda banget dah. Kalo sebelum gerbang gue masih bisa meraskan ada angin yang berhembus tapi kok setelah didalam gerbang pemisah gue rasa pengap banget udaranya. Kek gak ada sirkulasi nya sama sekali. Angin gak terasa padahal dipulau deket laut. Udaranya bener2 pengap dan begah. Sampai disuatu ketika gue ngerasa mrinding tiba2. Gue gak tau mungkin saja mata gue salah. Malem itu gue gak pakai kacamata gue,demi alasan males ribet. Tapi gue yakin banget ada sosok yang lagi terbang di belakang gue. Putih gak begitu jelas wujutnya. Tapi gue bener2 ngerasain ada yang aneh banget. Nafas gue udah mulai sesek. Gue kira karena kebanyakan ngrokok. Tapi bukan kek itu.

Gue coba buat biarin aja deh. Ya gue anggep gak pernah ada apapun lah, Sampai yang kedua kalinya, bayangan putih itu balik lagi lewat belakang gue. Anjir anginnya kerasa banget. Gue bener2 mrinding waktu itu. (sekarangpun mrinding lagi). Cepet2 gue bilang. Sorry gue gak gangguin lu, niat gue disini baik gak buat apapun. Gue bermaksut buat mengagumi ciptaan Tuhan disini bukan buat apapun. Lalu gue masuk ke dalem. Check2 kamera dan ngisi power Bank. Gak lama dari kejadian itu ada peristiwa mistis yang dialami oleh 1 rekan kita juga.
yang ini gak perlu gue ceritain deh. Gue masih ngeri2 gimana gitu pas nginget2 ini. Lagipula gue sendirian sekarang dikos. Gak ada orang.. Parno juga kan kalo harus ngetik tentang begonoan.. hihihi Mrinding nih gue..


Ketenangan: 
Okay deh, Sore hari menjelang matahari terbenam gue coba berburu sunset. Gak begitu bagus. Tapi lumayan lah.. Kedamaianya yang gak bisa gue lupain. 
View Sunset di dermaga. Jangan Lupa Kopi nya.

minum kopi panas dipinggir dermaga saat matahari mulai terbenam itu bener2 surga buat gue. Langit yang udah mulai memerah. Lalu burung2 pada terbang cari perlindungan disangkar masing2.
Lautnya tenang banget. Ombak kecil-kecil terdengar kek orang sedang berbisik aja. Suasananya begitu tenang. Cuman sial banyak nyamuk. Untung gue udah pakai shampo buat anti nyamuk. (tips: shampo lebih ampuh dari lotion anti nyamuk apapun). Buktiin sendiri


Gue selalu seneng sama sunset, gak tau kenapa, daripada sunrise gue lebih tergila2 sama sunset. Sunset pertama gue pas lagi dibali di tanah lot. Sunset nya indah banget. Menurut gue. Sunset itu magis banget. Ada kekuatan tersendiri dibalik sunset itu. Matahari yang turun ke bawah lalu ada semburat warna kuning hingga jingga bahkan merah menghiasi langit kala sunset tiba. Sunset itu ngingetin kita, kalau semua yang ada awalnya pasti akan ada akhirnya. Dan semua itu indah pada waktunya. Ya kayak sunset. 

Jangan lupa sambil minum kopi. Coba deh hirup kuat2 aroma kopi sebelum diminum, pejamkan sedikit mata dan biarkan semua indra pengecap merasakan sensasi kopinya. Lalu jangan lupa mata memandang sunset dari kejauhan.. Nikmatnya..
Gak PD sama perut yang tambah buncit kalaau didepan Kamera. Kaki aja deh yang difoto.. 
Okay deh itu aja share gue untuk P. Biawak. Gue coba resume beberapa poin ya, biar gak dikira orang jalan2 itu gak menghasilkan apapun alas gak guna alias cuman foya2 buang2 duit. 

Ini gue kasih tau apa aja yang gue dapet dari perjalanan gue:
1.   Jangan pernah berharap terlalu tinggi terhadap apapun. Toh Tuhan sudah mempersiapkan skenario terbaik untuk kita. Kita tinggal nikmatin hidup aja.
Jadi: trip Pulau biawak itu trip Backpaker / budget traveler, kalau kalian ngimpi fasilitas yang VIP dan gak mau susah, mending cari destinasi lain. Ini pulau emang didesign buat kami para pejalan yang gak manja. Bisa beradaptasi sama lingkungan. Seperti Biawak2 disini yang udah beradaptasi sama manusia.. :)

2.   Jaga etika, patuhin semua larangan yang orang sekitar buat. Terlepas dari apapun kepercayaan anda. Dan atau kalian percaya atau tidak. Paling gak tunjukkan simpati dan hormati kebudayaan dan kepercayaan atau kebudayaan penduduk sekitar

3.   Dari kondisi apapun, jangan pernah mengeluh. Bukanya perjalanan memungkinkan kita untuk menjumpai gunung terjal lalu tebing curam? Nah Itu lah Hidup. Belajarlah dari apapun yang bisa didapat. Belajar dari siapa saja, dari latar belakang yang berbeda kita bisa melihat apa yang kita butuhkan.
Perjalanan itu memang selalu harus ada kejutan

4.   Coba lah sesuatu yang belum pernah kamu coba sebelumnya. Lampaui batas kita. Tantang andrenalin kita.

Okay.. 1 hal untuk penutup. Sebuah quote dari gue.. J

Yuk Traveling... 

Another Photo:
Snorkling time

Pulau Biawak dari Kapal

Baru sampai Jam 10 pagi (agak mendung)

Pantai didepan pulau.. Ombaknya sangat tenang. Menenangkan

Dearmaga nya panjanggg.. View dari atas merrcusuar


View lain dari atas Mercusuar

View dari salah satu jendela Mercusuar


Jalan menuju makam, Jalan setapak

Jalan setapak, banyak pohon tumbang

hemm.. agak sedikit mengerikan .. hahaha

Dulunya Vila, tapi udah rusak parah. Maklum gak dirawat

Bangunan Baru, yang gue yakin nasipnya akan gak jauh beda sama vila diatas

Laut yang tenang dan damai. Ngopi siang2 disini luar biasa rasanya

Hewan Biawak, Penunggu Pulau. Sudah Jinak


salah satu Homestay
Tambahan: Buat temen2 yang tanya gue ikut siapa di trip ini: 
ini linknya IO nya: http://goo.gl/dTk0xg

Dan.. Alway, di blog gue, gue sengaja gak ada comment IO yang gue pakai. Bagi gue, nyaman atau tidaknya trip, Bagus atau gak nya IO trip, dan profesional atau gak nya sebuat IO, itu bukan urusan gue.
kenapa?
Ya karena semua parameter diatas bukan penentu buat gue bisa nikmatin liburan gue.
Gue udah sering pakai Trip di dalem ataupun luar negri,
dan semuanya.... ketika expectation kita terlalu tinggi, dan yang kita dapet gak sesuai dengan itu, alih2 kita bisa menikmati liburan, malah langsung gak mood liburan karena dongkol..
So.. silahkan dikepoin sendiri link diatas.

haha.. See you in my next trip..