Dilema Para Jomblo di Perhelatan Akbar Dieng Culture Festival
Satu dari banyak acara HIT anak gaol setiap tahun adalah perhelatan akbar Dieng Culture Festival. Untuk kami para
HITers med-sos, rasanya sangat sayang kalau harus merelakan acara tahunan festival yang satu ini
Terletak di desa Dieng,
Banjarnegara. DCF adalah salah satu agenda tahuan pemerintah daerah untuk
menarik kunjungan turis lokal dan internasional. Masalahnya daerah ini agak
susah dijangkau. Rencanakan perjalanan anda sebelum memutuskan untuk pergi
kesini.
Berikut adalah beberapa tips, kusus untuk jomblo
yang ingin banget dateng ke DCF tahun depan.
Transportasi dan akomodasi
Susah nya jadi jomblo adalah sendiri. Alone,
and be lonely. Saran saya adalah, siapkan perencanaan transportasi secara
matang. Bila kalian dari Jakarta, Titik poin utama adalah Wonosobo, cari cara
untuk menuju Wonosobo dari daerah kalian masing-masing.
Akan sedikit sulit untuk mencari transportasi umum. Maka para Jomblo, lebih
baik cari temen yang Jomblo juga atau pergi rame-rame serombongan agar bisa share cost. Ajak gebetan kalau mau,
siapa tau setelah pulang udah jadi pacar siap untuk nikah. Kalau ikut trip
rame-rame juga boleh, sapa tau nih ya, bisa lah sekalian cari gebetan.
Paling krusial dan menipiskan pundi-pundi uang di dompet adalah,
penginapan. Sewa kamar yang mahal, yang kalau di Jogja udah bisa nginep di
hotel. Disini cuman dapet kamar kecil tanpa penghangat ruangan. Bayangin deh
mblo, lu sendirian kedinginan didalam kamar pelukan sama guling? Kasihan..
kasihan gulingnya.
Sewa motor susah di Dieng, kebanyakan sudah full booked, jomblo susah
berkeliaran ke tempat-tempat HIT nya Dieng. Disini, saya sangat
merekomendasikan option pergi bareng-bareng. Kalau bisa bareng-bareng jomblo
lainnya yang berbeda kelamin, cek cek cek. Mantap.
Siasati tiket festival yang
mahal,
Mahalnya tiket DCF untuk turis lokal seperti kita, wajib untuk para jomblo
yang sedang giat-giatnya nabung untuk uang nikah yang entah kapan, tiket paling
murah 250 ribu cukup mengancam kegendutan dompet. Bagi kalian pecinta musik
Jazz saya sarankan beli tiket festival, 250 ribu harga yang sangat pantas untuk
bisa dapat tempat didepan stage,
sembari duduk lesehan. Bawa alas duduk agar celana anda gak kotor.
Bagi kalian yang sayang banget duit 250 ribu menguap cepat, tidak masalah.
Kalian masih bisa nonton Jazz diatas awan, tapi diluar pagar stage. Keuntungannya, kalian para
perokok bisa ngrokok tanpa harus sungkan sama orang disamping kita. Dan nilai +
lagi adalah, banyak tersedia warung-warung makanan diluar stage, saya memilih untuk sekalian wisata kuliner. Dan sesekali kenalan
dengan teman-teman baru.
Siapkan Hati, tabah dan
jangan Baperan.
Dari rentetan acara DCF, ada 1 acara yang paling
saya tunggu. Jazz diatas awan nya, yang idenya mungkin mengikuti konsep Jazz
gunung nya Bromo. Jazz di Dieng termasuk dalam kategori ramah dikantong.
Sebagai penikmat musik Jazz, acara ini boleh lah dikategorikan harga kaki lima
kualitas bintang lima.
Suasana dingin nya Dieng
malam hari, sangat romantis untuk pasangan muda-mudi menikmati Jazz berlatarkan
candi Arjuna dan ribuan lampion harapan dimalam hari. Jangan iri, kalau lihat
harapan indah para pasangan muda-mudi yang diterbangkan bersama lampion. Bagi
kalian yang jomblo, pilihanya bisa cari kenalan untuk saling menghangatkan
malam. Atau memilih seperti saya, minum kopi hitam dan rokok di warung saja.
Cukup romantis, kalau merasa kedinginan bisa lah meluk tas kita, ya dari pada
gak meluk siapa-siapa. Ya ngak mblo??
Sedia payung sebelum
hujan, sedia jaket tebal untuk menghangatkan badan, sedia rokok banyak-banyak.
Itu adalah advice dari saya. Satu lagi, kalau kalian adalah type orang yang
melankolis, saya sangat merekomendasikan untuk tidak jalan sendiri, paling gak
jalan lah bersama beberapa teman. Karena selain festival yang kalian lihat,
kalian juga akan disuguhi pemandangan mesranya pasangan muda-mudi, emak-bapak,
cabe-terong sepanjang acara. Lihat pasangan pakai baju couple, unyu-unyu saling
pegang tangan. Siapa ada jomblo yang tahan gak misuh-misuh ketika disuguhi
pemandangan aduhai mesra. Dasar gak berperikejombloan. Maka yang berhati
sensitif nan melankolis siap-siap saja iri hati. Dan ingat pelajaran agama, iri
adalah salah satu dari penyakit hati. Waspadalah.
Memang, suhu yang dingin, panorama indah dan merdunya musik Jazz adalah
perpaduan ciamik romantis pangkat 5.
Satu lagi cobaan para Jomblo adalah mengejar sunrise. Spot sunrise paling
populer di Dieng adalah bukit Sikunir, sunrisenya luar biasa indah. Gerumulan
awan putih dan beberapa gunung didepan kita ditambah sinar surya pagi adalah
keistimewaan Tuhan yang gak bisa kita dustakan lagi. Ada kekuatan magis nan
romantis. Nah, buat kalian para Jomblo yang malemnya nonton Jazz dan hoki dapet
gebetan. Sunrise di Sikunir bisa jadi ajang mengenal lebih dekat gebetan anda.
Buat Jomblo cewek, ini adalah ajang test gebetan jomblo cowok seperti kami ini,
sepeduli apa kami dengan kalian.
Setelah semua acara selesai, pulang lah dengan bahagia. Bagi kalian yang
dapat gebetan, berterima kasihlah pada anak-anak gimbal suku Dieng, tanpa
mereka, mungkin kalian gak akan dapet gebetan sampai sekarang. Bagi yang
pergi-pulang masih dengan status yang sama, jangan berkecil hati. Masih ada
tahun depan, masih ada tempat-tempat romantis diluar sana, masih ada cara lain
untuk mendapatkan gebetan.
Yang paling penting, dapet atau gak dapet gebetan, belilah oleh-oleh wajib
yang satu ini. Purwaceng. Minuman khas daerah Dieng yang katanya bisa buat
menambah stamina pria. Biar bisa ceng-ceng-ceng gitu.